search

Welcome

Selasa, 25 Oktober 2011

Serigala Terakhir




Dipinggiran Jakarta ada sekelompok remaja laki-laki yang tumbuh dan menjalin persahabatan yang kuat. Mereka adalah Ale (Fathir Mucthar), Jarot (Vino G.Bastian), Lukman (Dion Wiyoko), Sadat (Ali Syakieb), Jago (Dallas Pratama), Jeki (Zainil Mukharom),Raka (M.Thoriqul Huda) Ale adalah sosok yang paling menonjol di antara mereka. Jiwa pemimpinnya sangat kuat sekali. Sementara Jarot adalah sosok yang paling tidak banyak omong dan tertutup. Suatu peristiwa dalam sebuah pertandingan sepak bola yang berakhir dengan keributan. Mereka saling baku hantam. Pada saat itu Ale yang ingin ditikam dengan pisau oleh salah satu musuhnya , mereka semua berusaha membantu Ale. Sampai akhirnya Jarotlah yang berhasil melumpuhkan lawan dan tanpa diduganya pisau nya tertancap ditubuh lawan.Melihat lawannya yang sudah mati bersimbah darah, seketika semua diam dan kemudian kabur meninggalkan Jarot seorang diri yang berdiri terpana tidak percaya.
Persahabatan yang sudah mereka jalin eratpun teruji. Jarot harus mengalami pengalaman pahit di penjara seorang diri. Tidak ada seorang sahabatpun yang memperdulikannya. Perasaan sakit hati dan terkhianati mengubah Jarot menjadi lelaki yang keras. Keputusannya setelah keluar dari penjara untuk bergabung di kelompok Naga Hitam membuatnya jadi berseberangan dengan kelompok Ale. Karena kelompok Naga Hitam adalah musuh besar kelompok Ale. Intrik demi intrik pun semakin rumit. Apalagi ketika Jarot menjalin cintanya secara diam-diam dengan Aisya (Fanny Fabriana), adik Ale. Keputusan Jarot dianggap membahayakan bagi kedua kelompok yang berseteru.Ale dan kelompoknya terus berjalan meski tanpa Jarot. Mereka mulai mendapat gangguan dari kelompok Naga Hitam, sebuah kelompok mafia yang bergerak di bisnis narkoba.
Dari sinilah konflik sesungguhnya dimulai. Jarot dan Fathir harus berhadapan dengan sahabat kecil mereka yaitu kelompok Ale. Belum lagi ditambah Jarot yang jatuh cinta adik Ale, Aisyah.
Melihat perseteruan yang tak kunjung usai, membuat Jarot tak sanggup lagi berjibaku dengan konflik. Apalagi konflik ini sudah mengorbankan orang yang disayanginya. Jarot akhirnya mengajak Ale bertemu untuk mengibarkan bendera putih. Ale terlanjur dendam terhadap Jarot. Kedua sahabat ini berkelahi hebat. Ale tertembak dengan pistol miliknya sendiri. Di ujung hidupnya, kedua sahabat ini saling berpeluk erat sambil meminta maaf. Tapi nyawa Ale tak terselamatkan dan tiba-tiba, Jarot mendapat tembakan bertubi-tubi dari Fathir hingga akhirnya ikut tewas di samping jasad Ale. Semua tidak ada yang tersisa kecuali Fathir.


Seperti kebanyakan film action yang banyak menggunakan efek audio visual, film ini juga menggunakan efek audio visual yang ikut mendukung adegan perkelahian atau ledakan. Kelemahannya, efek visual kadang terlihat kurang maksimal, khususnya setiap kali adegan kebakaran.
Akting para pemain di film ini juga patut diacungi jempol. Mereka berhasil membuat penonton ikut larut dalam konflik.
sutradara yang juga menjadi penulis sangat cerdas mengembangkan karakter tokoh di film ini.
sutradara sengaja membuat film berakhir dengan cerita tidak bahagia. Atau mungkin ia ingin menyampaikan pesan kepada penonton bahwa kebenaran tidak mutlak selalu menang.


Saya meng-recommended film ini buat kalian karena dapat menjadi renungan untuk setiap pribadi kita.renungan untuk setiap orang bahwa sesungguhnya seorang sahabat yang baik adalah teman yang ada disaat kita susah dan disaaat kita senang dan sahabat yang baik tdak akan meninggalkan kita disaat kita susah,,,,



Sutradara:
Upi Avianto

Pemain:
Fathir Muchtar
Vino G Bastian
Dion Wiyoko
Dallas Pratama
Ali Syakieb
Reza Pahlevi
Fanny Fabriana
Agung Surya Putra
Zaneta Georgina

1 komentar:

  1. bang apakah ada filem terbaru nya DAN KELANJUTNYA SAYA SANGA SUKA PAK

    BalasHapus